Senin, 28 Oktober 2019

Genteng tanah liat asal mulanya bukan dari Indonesia ? Masa sih ? Yuk simak penjelasan di bawah ini!

Genteng Tanah Liat Asal Mulanya Bukan Dari Indonesia ? Masa Sih ? Yuk Simak Penjelasan Di Bawah Ini!

MuchasimGenteng - Menurut berbagai macam sumber, genteng berasal dari Tiongkok (zaman Neolitikium) dikarenenakan sekitar 10.000 SM bangunan bangunan di sana banyak sekali yang sudah menggunakan atap berbahan tanah liat. Genteng tanah liat ini  pertama kali di temukan di Yunani Kuno tepatnya di sekitar daerah Korintus (Yunani) dimana antara 650-700 SM terdapat dua kuli yaitu kuil Apollo dan Poseidon yang semula beratap jerami telah diganti dengan genteng.
Tidak lama kemudian masyarakat Timur Tengah juga banyak yang ikut menutupi atap rumah mereka sama hal nya dengan masyarakat Tiongkok. Mulai dari Timur Tengah inilah akhirnya atap rumah berbahan tanah liat ini mulai menyebar ke penjuru Eropa dan Asia. Kemudian pada sekitar abad ke-17 masyarakat Eropa membawa tradisi  atap rumah dengan tanah liat ini hinga ke Amerika.
Para Arkeolog sendiri telah menemukan spesimen genteng tanah liat ini di 1585 pemukiman yang ada di pulau Roanoke, Carolina Utara. Selain itu, genten tanah liat juga digunakan di Inggris pada awal dibentuknya pemukiman Jamestown, Virginia dan didekat St Mary di Maryland. Genteng tanah liat ini juga digunakan saat perjanjian Spanyol tepatnya di St Augustine, Florida dan juga pada saat perjanjian antara Perancis dan Spanyol di New Orleans.
hargabahanbangunanbajaringan, gentengsengaluminium, grosirbajaringan, kemiringanatapgentengmetal, hargabajaringanareasolo, biayaatapbajaringan2016, modelgentengrumahterbaru, atapmurah, hargabajaringankanalc, hargabajaringanuntukrumah, daftarhargagentengbetonflat, ukurangentengmetal, hargagentengkeramikflat, menghitungrangkaatapbajaringan, macammacamgenteng,
Genteng

Masyarakat Belanda di Pantai Timur untuk pertama kalinya mengimpor ubin dan genteng tanah liat ini dari Holland. Kemudian pada sekitar tahun 1650 akhirnya mereka mampu memproduksi sendiri ubin dan genteng tanah liat dalam skala besar di atas sungai Hudson Valley yang kemudian di kirim ke New Amsterdam. Pada saat revolusi Amerika tepatnya di wilayah Kota New York dan New Jersey, genteng pun ikut diproduksi secara manufaktur yang menawarkan genteng baik yang berwarna dan mengkilap maupun genteng tanpa glasir. Sebuah surat kabar New York tahun 1774 juga turut mengiklankan genteng yang diproduksi secara local tersebut baik yang mengkilap maupun tanpa glasur dengan jaminan tahan cuaca apapun. Selanjutnya, genten di Pantai Timur diproduksi di Mission San Antonia de Padua, California oleh Neophytes India dengan arahan dari misionaris Spayol pada tahun 1780 yang pertama kali diproduksi dengan menggunakan cetakan kayu.
Faktor pendorong yang paling berpengaruh mengapa genteng sangat populer di Amerika yaitu karena ketahanannya terhadap api. Saat terjadi nya kebakaran dahsyat di London tahun 1666 dan di Boston tahun 1676 yang mendorong adanya standarisasi bahan bangunan yang tahan api di New York dan Boston. Standarisasi ini berlangsung hampir selama dua abad sehingga  penggunaan genteng semakin berkembang pesat terutama di perkotaan. Selain karena tahan api nya, atap genteng ini juga dipilih karena pemeliharaannya yang mudah, daya tahannya yang baik terhadap cuaca dan juga bisa meredam panasnya suhu luar.
hargagentengrumahminimalis, hargasengmetal, distributoralatlistrik, hargagentengsokka, hargagentenggalvalum2016, gentengsakura, bondek, lemaribukuminimalis, jualalatberat, mejakerjaminimalis, hargagentengkeramikperm2, hargasengmultiroofperlembar, hargasenggenteng, hargacatkayu, artikeldaftarhargagentengmultiroof,
Genteng rumah 

Namun sayangnya, pada kuartal ke 2 pada abad ke 19 nampaknya popularitas genteng tanah liat di Amerika Serikat mulai mengalami penuurunan. Hal tersebut terjadi karenakan adanya penggunaan atap sirap dari kayu yang mulai digunakan secara luas, dengan harga yang terjangkau dan bobotnya yang lebih ringan. Selain itu juga adanya jenis atap baru yang juga tahan api seperti tembaga, besi, tinplate, seng dan besi galvanis.
Pengenalan arsitektur Villa Italianate di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke 19 telah membuat pengaruh besar terhadap minat pengunaan genteng tanah liat sebagai atap bangunan sehingga menciptakan adanya revitalisasi industry manufaktur genteng tanah liat. Kemudian pada tahun 1870 an berdirilah pabrik pabrik besar seperti di Akron, Ohio, Baltimore dan Maryland. Awalnya Pada tahun 1870 juga adanya mesin pembuat genteng yang untuk pertama kalinya dipatenkan sehingga  banyak pabrik pabrik yang semula berproduksi secara tradisional yaitu dengan menggunakan tangan nampaknya banyak yang beralih mengunakan mesin. Pada tahun 1890 perkembangan gaya kebangkitan arsitektur romawi ini lah yang kemudian semakin memperkuat eksistensi genteng sebagai bahan atap bangunan di Amerika.
Di Amerika, genteng tanah liat yang paling umum digunakan adalah berbentuk datar dan persegi panjang dengan ukuran 25 cm x 15 cm x 1,25 cm dan memiliki dua lubang paku atau pasak pada salah satu ujungnya. Selain genteng datar, aja juga genteng dengan bentuk S yang dibuat dengan menggunakan cetakan kayu dengan ukuran 37 cm x 24 cm yang umumnya disebut pan, ubin bengkok atau flemish. Selain itu ada juga genteng dari Pennsylvania yang mirip dengan genteng Jerman dengan ukuran 38 cm x 15 cm x 18 cm dengan popor melengkung dan dengan alur vertical yang berfungsi untuk melancarkan drainase. Genteng tersebut juga dirancang dengan lug atau pena pada bagian belakang sehingga bisa menempel pada reng tanpa harus menggunakan paku atau pasak.
Sejak abad ke 20, Indonesia  sudah mengenal tanah liat yang digunakan untuk membuat aneka macam peralatan rumah tangga seperti piring, gelas, tungku, cobek, kendhil, gentong, padasan, jambangan, blenger dan lain-lain. Kerajinan tanah liat ini konon bersal dari China yang hingga sampai saat ini menjadi keahlian yang turun temurun. Keahlian dalam membuat kerajian dari tanah liat ini berlanjut hingga ke pembuatan genteng.
gentengkanmuri, bajaringanuntukatap, hargarangkaatapbajaringanperm2, hargamaterialbajaringan, gentengringan, gentengseng, hargagentengmetalpasirpermeter, hargaatap, jualgentengmetal, gentengmetalmurah, hargagentengmetalsakuraroof, hargaatapmultiroofterbaru, gentengmetalberpasir, hargaataprumah, gentengmetalroof,
Genteng Sokka
Kerajinan genteng ini muncul sekitar pada tahun 1920 yang di awali oleh pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda ini menjadikan genteng sebagai atap dari infrastruktur – infrastrukturnya termasuk pabrik gula. Selain itu, adanya serangan wabah pes juga semakin meningkatkan popularitas genteng di kalangan masyarakat pribumi. Pada saat itu, banyak sekali tenaga kerja pribumi yang sakit dan tidak bisa bekerja secara maksimal karena terkena penyakit pes tersebut. Setelah di lakukan penelitian oleh tim kesehatan Belanda, terungkaplah bahwa sebagian besar penyakit pes tersebut di tularkan dari rumah penduduk yang sebagian besar masih mengunakan rumbia sebagai atapnya. Atap rumbia tersebut nampaknya menjadi tempat favorit para tikus penyebab pes untuk bersarang. Semenjak saat itu lah, kebutuhan akan genteng tanah liat ini semakin berkembang pesat hingga sekarang.
Untuk memenuhi kebutuhan genteng genteng tersebut pemerintah Belanda akhirnya mendirikan Balai Keramik yang ada di Bandung yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan penelitian guna memetakan daerah daerah yang memiliki tanah liat dengan kualitas yang bagus sebagai bahan dasar pembuatan genteng. Dari adanya penelitian tersebut, ditemukan lah daerah yang berpenghasil tanah liat bagus yang akan dijadikan sebagai sentra genteng antara lain Plered, Banyuwangi dan Kebumen.
Di Kebumen, pabrik genteng pertama kali didirikan oleh pemerintah Belanda di desa Pejagoan, Kecamat Pejagoan dengan memilih lokasi yang dekat dengan stasiun kereta api yang bertujuan untuk mempermudah proses pendistribusian.  Dengan wilayah distribusinya antara lain yaitu Jakarta, Bandung dan Semarang.
Penduduk setempat yang pertama kali memproduksi genteng adalah H. Akhmad yang berproduksi secara manual alias belum menggunakan mesin di Dusun Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan . Selanjutnya usaha genteng semakin dikembangkan oleh anak H. Ahmad ini yaitu Abu Ngamar dengan mendatangkan mesin dari Jerman.  Kemudian hasil produksi dari pabrik genteng ini di beri merk AB Sokka.
Era 1970-1980 merupakan masa kejayaan genteng AB Sokka dimana pemerintah merekomendasikan genteng ini sebagai atap di gedung pemerintahan salah satunya yaitu pusat perkantoran di Kebayoran Baru Jakarta. Karena saking terkenal akan kualitasnya yang bagus dan sudah teruji, kini banyak sekali bermunculan genteng dengan merk “Sokka” dari daerah lain.
Untuk semakin menjaga eksistensi genteng Sokka kini telah hadir Muchasim Genteng sebagai distributor resmi genteng Sokka. Muchasim Genteng ini memiliki visi dan misi untuk menjadikan genteng Sokka alias genteng asli Kebumen semakin terkenal khususnya di masyarakat Indonesia. Selain itu, Muchasim Genteng tidak hanya menawarkan satu merk genteng Sokka saja namun ada berbagai merk untuk menyesuaikan kebutuhan anda.

Tidak ada komentar:
Write komentar