Genteng Tanah Liat Asal Mulanya Bukan Dari Indonesia ? Masa Sih ? Yuk Simak Penjelasan Di Bawah Ini!
MuchasimGenteng
- Menurut berbagai macam sumber, genteng berasal dari Tiongkok (zaman
Neolitikium) dikarenenakan sekitar 10.000 SM bangunan bangunan di sana banyak
sekali yang sudah menggunakan atap berbahan tanah liat. Genteng tanah liat
ini pertama kali di temukan di Yunani
Kuno tepatnya di sekitar daerah Korintus (Yunani) dimana antara 650-700 SM
terdapat dua kuli yaitu kuil Apollo dan Poseidon yang semula beratap jerami
telah diganti dengan genteng.
Tidak
lama kemudian masyarakat Timur Tengah juga banyak yang ikut menutupi atap rumah
mereka sama hal nya dengan masyarakat Tiongkok. Mulai dari Timur Tengah inilah
akhirnya atap rumah berbahan tanah liat ini mulai menyebar ke penjuru Eropa dan
Asia. Kemudian pada sekitar abad ke-17 masyarakat Eropa membawa tradisi atap rumah dengan tanah liat ini hinga ke
Amerika.
Para
Arkeolog sendiri telah menemukan spesimen genteng tanah liat ini di 1585
pemukiman yang ada di pulau Roanoke, Carolina Utara. Selain itu, genten tanah
liat juga digunakan di Inggris pada awal dibentuknya pemukiman Jamestown,
Virginia dan didekat St Mary di Maryland. Genteng tanah liat ini juga digunakan
saat perjanjian Spanyol tepatnya di St Augustine, Florida dan juga pada saat
perjanjian antara Perancis dan Spanyol di New Orleans.
Genteng |
Masyarakat
Belanda di Pantai Timur untuk pertama kalinya mengimpor ubin dan genteng tanah
liat ini dari Holland. Kemudian pada sekitar tahun 1650 akhirnya mereka mampu
memproduksi sendiri ubin dan genteng tanah liat dalam skala besar di atas
sungai Hudson Valley yang kemudian di kirim ke New Amsterdam. Pada saat
revolusi Amerika tepatnya di wilayah Kota New York dan New Jersey, genteng pun
ikut diproduksi secara manufaktur yang menawarkan genteng baik yang berwarna
dan mengkilap maupun genteng tanpa glasir. Sebuah surat kabar New York tahun
1774 juga turut mengiklankan genteng yang diproduksi secara local tersebut baik
yang mengkilap maupun tanpa glasur dengan jaminan tahan cuaca apapun.
Selanjutnya, genten di Pantai Timur diproduksi di Mission San Antonia de Padua,
California oleh Neophytes India dengan arahan dari misionaris Spayol pada tahun
1780 yang pertama kali diproduksi dengan menggunakan cetakan kayu.
Faktor
pendorong yang paling berpengaruh mengapa genteng sangat populer di Amerika
yaitu karena ketahanannya terhadap api. Saat terjadi nya kebakaran dahsyat di
London tahun 1666 dan di Boston tahun 1676 yang mendorong adanya standarisasi
bahan bangunan yang tahan api di New York dan Boston. Standarisasi ini
berlangsung hampir selama dua abad sehingga
penggunaan genteng semakin berkembang pesat terutama di perkotaan.
Selain karena tahan api nya, atap genteng ini juga dipilih karena
pemeliharaannya yang mudah, daya tahannya yang baik terhadap cuaca dan juga
bisa meredam panasnya suhu luar.
Genteng rumah |
Namun
sayangnya, pada kuartal ke 2 pada abad ke 19 nampaknya popularitas genteng
tanah liat di Amerika Serikat mulai mengalami penuurunan. Hal tersebut terjadi
karenakan adanya penggunaan atap sirap dari kayu yang mulai digunakan secara
luas, dengan harga yang terjangkau dan bobotnya yang lebih ringan. Selain itu
juga adanya jenis atap baru yang juga tahan api seperti tembaga, besi, tinplate,
seng dan besi galvanis.
Pengenalan
arsitektur Villa Italianate di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke 19
telah membuat pengaruh besar terhadap minat pengunaan genteng tanah liat
sebagai atap bangunan sehingga menciptakan adanya revitalisasi industry
manufaktur genteng tanah liat. Kemudian pada tahun 1870 an berdirilah pabrik
pabrik besar seperti di Akron, Ohio, Baltimore dan Maryland. Awalnya Pada tahun
1870 juga adanya mesin pembuat genteng yang untuk pertama kalinya dipatenkan
sehingga banyak pabrik pabrik yang
semula berproduksi secara tradisional yaitu dengan menggunakan tangan nampaknya
banyak yang beralih mengunakan mesin. Pada tahun 1890 perkembangan gaya
kebangkitan arsitektur romawi ini lah yang kemudian semakin memperkuat
eksistensi genteng sebagai bahan atap bangunan di Amerika.
Di
Amerika, genteng tanah liat yang paling umum digunakan adalah berbentuk datar
dan persegi panjang dengan ukuran 25 cm x 15 cm x 1,25 cm dan memiliki dua
lubang paku atau pasak pada salah satu ujungnya. Selain genteng datar, aja juga
genteng dengan bentuk S yang dibuat dengan menggunakan cetakan kayu dengan
ukuran 37 cm x 24 cm yang umumnya disebut pan, ubin bengkok atau flemish.
Selain itu ada juga genteng dari Pennsylvania
yang mirip dengan genteng Jerman dengan ukuran 38 cm x 15 cm x 18 cm dengan
popor melengkung dan dengan alur vertical yang berfungsi untuk melancarkan
drainase. Genteng tersebut juga dirancang dengan lug atau pena pada bagian
belakang sehingga bisa menempel pada reng tanpa harus menggunakan paku atau
pasak.
Sejak abad ke 20, Indonesia sudah mengenal tanah liat yang digunakan
untuk membuat aneka macam peralatan rumah tangga seperti piring, gelas, tungku,
cobek, kendhil, gentong, padasan, jambangan, blenger dan lain-lain. Kerajinan
tanah liat ini konon bersal dari China yang hingga sampai saat ini menjadi
keahlian yang turun temurun. Keahlian dalam membuat kerajian dari tanah liat
ini berlanjut hingga ke pembuatan genteng.
Genteng Sokka |
Kerajinan genteng ini muncul sekitar pada tahun
1920 yang di awali oleh pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda ini menjadikan
genteng sebagai atap dari infrastruktur – infrastrukturnya termasuk pabrik
gula. Selain itu, adanya serangan wabah pes juga semakin meningkatkan
popularitas genteng di kalangan masyarakat pribumi. Pada saat itu, banyak
sekali tenaga kerja pribumi yang sakit dan tidak bisa bekerja secara maksimal
karena terkena penyakit pes tersebut. Setelah di lakukan penelitian oleh tim
kesehatan Belanda, terungkaplah bahwa sebagian besar penyakit pes tersebut di
tularkan dari rumah penduduk yang sebagian besar masih mengunakan rumbia
sebagai atapnya. Atap rumbia tersebut nampaknya menjadi tempat favorit para
tikus penyebab pes untuk bersarang. Semenjak saat itu lah, kebutuhan akan
genteng tanah liat ini semakin berkembang pesat hingga sekarang.
Untuk memenuhi kebutuhan genteng genteng tersebut
pemerintah Belanda akhirnya mendirikan Balai Keramik yang ada di Bandung yang
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan penelitian guna memetakan daerah
daerah yang memiliki tanah liat dengan kualitas yang bagus sebagai bahan dasar pembuatan
genteng. Dari adanya penelitian tersebut, ditemukan lah daerah yang
berpenghasil tanah liat bagus yang akan dijadikan sebagai sentra genteng antara
lain Plered, Banyuwangi dan Kebumen.
Di Kebumen, pabrik genteng pertama kali didirikan
oleh pemerintah Belanda di desa Pejagoan, Kecamat Pejagoan dengan memilih
lokasi yang dekat dengan stasiun kereta api yang bertujuan untuk mempermudah
proses pendistribusian. Dengan wilayah
distribusinya antara lain yaitu Jakarta, Bandung dan Semarang.
Penduduk setempat yang pertama kali memproduksi
genteng adalah H. Akhmad yang berproduksi secara manual alias belum menggunakan
mesin di Dusun Sokka, Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan . Selanjutnya usaha
genteng semakin dikembangkan oleh anak H. Ahmad ini yaitu Abu Ngamar dengan
mendatangkan mesin dari Jerman. Kemudian
hasil produksi dari pabrik genteng ini di beri merk AB Sokka.
Era 1970-1980 merupakan masa kejayaan genteng AB Sokka
dimana pemerintah merekomendasikan genteng ini sebagai atap di gedung pemerintahan
salah satunya yaitu pusat perkantoran di Kebayoran Baru Jakarta. Karena saking
terkenal akan kualitasnya yang bagus dan sudah teruji, kini banyak sekali
bermunculan genteng dengan merk “Sokka” dari daerah lain.
Untuk semakin menjaga eksistensi genteng Sokka
kini telah hadir Muchasim Genteng sebagai distributor resmi genteng Sokka.
Muchasim Genteng ini memiliki visi dan misi untuk menjadikan genteng Sokka
alias genteng asli Kebumen semakin terkenal khususnya di masyarakat Indonesia.
Selain itu, Muchasim Genteng tidak hanya menawarkan satu merk genteng Sokka
saja namun ada berbagai merk untuk menyesuaikan kebutuhan anda.
Tidak ada komentar:
Write komentar